Berbaktilah kepada kedua orang tuamu...!!

Berbakti kepada Kedua Orang Tua dalam Islam





Islam menjadikan berbakti kepada kedua orang tua sebagai sebuah kewajiban yang sangat besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika ditanya tentang amal-amal saleh yang paling tinggi dan mulia, “Shalat tepat pada waktunya …berbuat baik kepada kedua orang tua … jihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Lihatlah … betapa kedudukan orang tua sangat agung dalam Islam, sampai-sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menempatkannya sebagai salah satu amalan yang paling utama.Lalu, sudahkah kita berbakti kepada kedua orang tua?

Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,“Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ibumu.”Laki-laki itu bertanya kembali, “Kemudian siapa?” Beliau menjawab, “Ibumu.”Orang itu bertanya lagi,“Kemudian siapa?”Lagi-lagi beliau menjawab, “Ibumu.”Orang itu pun bertanya lagi,“Kemudian siapa?”Maka beliau menjawab, “Ayahmu.” (HR. Bukhari dan Muslim).


 Perkataan Salafush Shalih (Generasi Pendahulu yang Saleh) tentang Berbakti kepada Kedua Orang Tua


Suatu ketika Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma bertanya kepada seseorang,“Apakah engkau takut masuk neraka dan ingin masuk ke dalam surga?”Orang itu menjawab, “Ya.”Ibnu Umar berkata, “Berbaktilah kepada ibumu. Demi Allah, jika engkau melembutkan kata-kata untuknya, memberinya makan, niscaya engkau akan masuk surga selama engkau menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Bukhari)

Subhanallah … Dewasa ini sering kita saksikan banyak orang yang melakukan ritual-ritual ibadah yang menyimpang karena kebodohan mereka dengan tujuan agar terhindar dari api neraka dan mendekatkan diri ke surga. Padahal kalau mereka tahu, sebenarnya alangkah dekatnya mereka dengan surga.Ya … surga yang selalu menjadi penggerak jiwa para salafush shalih untuk bisa meraihnya, yang dipenuhi dengan kenikmatan, beraroma kasturi, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, yang membuat segenap jiwa merindukannya, yang menjadi harapan utama bagi setiap mukmin.Semua itu bisa mereka raih dengan berbakti kepada kedua orang tua selama mereka menjauhi dosa besar.


» Faedah Berbakti kepada Kedua Orang Tua


Berbakti kepada kedua orang tua membuahkan banyak keutamaan. Berikut ini beberapa faedah berbakti kepada kedua orang tua:

Dikabulkannya doa (sebagaimana kisah yang telah disebutkan).
Sebab dihapuskannya dosa besar.
Seorang laki-laki mendatangi Nabi shallallahu ‘alaih wa sallam lalu berkata, “Wahai Rasulullah, aku telah melakukan dosa besar.Apakah ada taubat untukku?”Nabi bertanya, “Apakah engkau memiliki seorang ibu?”Laki-laki itu menjawab,“Tidak.”Nabi bertanya lagi, “Apakah engkau memiliki seorang bibi?”Ia menjawab, “Ya. “Nabi bersabda, “Berbaktilah kepadanya.” (HR. Ibnu Hibban)




Berbakti kepada kedua orang tua merupakan penyebab keberkahan dan bertambahnya rezeki.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya, hendaklah ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan hendaklah ia menyambung silaturahmi.” (HR. Ahmad)

Barangsiapa yang berbakti kepada bapak ibunya maka anak-anaknya akan berbakti kepadanya, dan barangsiapa yang durhaka kepada keduanya maka anak-anaknya pun akan durhaka pula kepadanya.
Tsabit Al-Banany mengatakan, “Aku melihat seseorang memukul bapaknya di suatu tempat.Maka dikatakan kepadanya, ‘Apa-apaan ini?’ Sang ayah berkata, ‘Biarkanlah dia. Sesungguhnya dulu aku memukul ayahku pada bagian ini maka aku diuji Allah dengan anakku sendiri, ia memukulku pada bagian ini. Berbaktilah kalian kepada orang tua kalian, niscaya anak-anak kalian akan berbakti kepada kalian.’ ”

Ridha Allah terletak pada ridha kedua orang tua, murka Allah pada murka orang tua.
Diterimanya amal.

Sesorang yang berbakti kepada kedua orang tua maka amalnya akan diterima. Diterimanya amal akan mendatangkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, “Kalau aku tahu bahwasanya aku punya shalat yang diterima, pasti aku bersandar kepada hal itu.Barangsiapa yang berbakti kepada kedua orang tuanya, sesungguhnya Allah menerima amalnya.”

Renungkanlah keutamaan-keutamaan di atas.Sesungguhnya berbakti kepada orang tua merupakan salah satu sebab dihapuskannya dosa besar, diterimanya amal, serta sebab kebahagiaan di dunia dan akhirat. Setelah kita melihat keutamaan berbakti kepada kedua orang tua, pahala yang dijanjikan, serta kisah-kisah generasi pendahulu yang saleh, masih adakah penghalang bagi kita untuk menaati kedua orang tua?

Renungan …
Mari renungkan kisah ini agar kita tahu betapa luas dan dalamnya kasih sayang orang tua—terutama ibu—kepada anaknya.
Dikisahkan, pada masa kekuasaan Al-Abbasiyyah ada seorang laki-laki mendatangi rumah seorang wanita, lalu ia mengetuk pintu dan memintanya melunasi utang. Perempuan itu menampakkan ketidakmampuannya untuk melunasi utang sehingga orang itu marah dan memukulnya lantas pergi.Kemudian dia datang sekali lagi menemui wanita tersebut.Akan tetapi, kali ini yang membukakan pintu adalah anak laki-laki dari wanita itu.Tamu itu menanyakan di mana ibunya.Anak tersebut menjawab, “Ibuku pergi ke pasar.” Laki-laki itu menyangka bahwa anak tersebut berdusta sehingga ia memukul anak itu dengan pukulan yang tidak begitu keras.
Tiba-tiba ibunya muncul dan melihat laki-laki itu memukul putranya maka ia menangis sejadi-jadinya. Laki-laki itu bertanya kepadanya, “Aku tidak memukulnya dengan keras, mengapa engkau menangis?Padahal kemarin aku memukulmu lebih keras, tetapi engkau tidak menangis.”
Sang ibu menjawab, “Kemarin engkau memukul kulitku, dan sekarang engkau memukul hatiku ….”
Laki-laki tersebut terharu dan memaafkannya, serta bersumpah untuk tidak menuntut utangnya lagi semenjak itu.

Masya Allah …
Kehadiran orang tua sangatlah memberi ketenangan, cinta, serta kasih sayang tersendiri yang bersemi di hati segenap insan yang berakal.Mereka biarkan kesedihan dan keletihan demi senyuman buah hatinya. Mereka curahkan segenap pengorbanan demi kebahagiaan sang buah hati. Mereka adalah kebahagiaan di dunia dan akhirat.Mereka adalah sekotak permata paling berharga, sekeping emas termahal yang dapat mengantarkan kita ke surga-Nya.

Semoga tulisan ini bermanfaat serta menjadi nasihat bagi penulis dan segenap pembaca …Aamiin ….
[Ummu Umar]

Berbakti pada orang tua merupakan kewajiban bagi setiap anak, akan tetapi kenyataan yang kita lihat sekarang malah sebaliknya, seakan-akan orang tua yang harus taat dan berbakti pada anak. Padahal jika dicerna secara akal, sudah seharusnya kita taat dan berbakti pada mereka atas apa yang kita dapat dari perlindungan mereka, kasih sayang mereka, membiayai hidup kita, mendidik kita, menyekolahkan kita, dan sebagainya.

Di samping itu Islam juga telah mewajibkan kita untuk taat dan berbakti kepada keduanya, dan melarang mendurhakai keduanya. Oleh karena itu di sini saya akan membahas tentang fadilah-fadilah (keutamaan) berbakti pada orang tua serta akibat dari durhaka kepada keduanya, baik itu dari firman Allah SWT, sunnah, dan kisah-kisah para salafu-s soleh.

Dari firman Allah SWT:


1. “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al Israa’:23)

Ayat di atas menjelaskan kepada kita kewajiban dan pentingnya berbakti pada orang tua, sebagaimana diletakkan di urutan kedua setelah kewajiban iman kepada Allah SWT. Kemudian ayat tersebut juga menerangkan larangan durhaka kepada kudua orang tua, yang mana digambarkan dengan ucapan “ah” dan membentak.Kalau mengatakan “ah” saja terhitung durhaka bagaimana dengan yang lebih dari ucapan “ah”?Seperti menolak jika disuruh, marah pada keduanya, apalagi sampai melawannya. Na’udzubillahi min dzalik…!


2. “Dan orang yang berkata kepada dua orang ibu bapaknya: “Cis bagi kamu keduanya, apakah kamu keduanya memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan, padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku? lalu kedua ibu bapaknya itu memohon pertolongan kepada Allah seraya mengatakan: “Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Allah adalah benar.” Lalu dia berkata: “Ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu belaka.” (QS. Al Ahqaaf: 17)


Ayat di atas menerangkan tentang ancaman durhaka pada keduanya. Kemudian Allah SWT juga mengajarkan kepada kita tentang bagaimana jika orang tua bertentangan dengan agama kita. Dijelaskan dalam surat Al ‘Ankabuut ayat 8:


3. “Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu dan bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
dijelaskan juga dalam surat Luqman ayat 15


5. “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”


ü Dari Sunnah Rosulullah saw:


1. Abdullah bin mas’uud berkata, aku bertanya pada Rasulullah saw, amal apakah yang paling disenangi oleh Allah? Beliau saw bersabda:“Shalat pada waktunya” “Kemudian apa?” Berkata saw: “Kemudian berbakti pada kedua orang tua” “Kemudian apa?” Berkata saw: “Kemudian jihad di jalan Allah.”(HR. Bukhari)


2. Rasulullah saw bersabda’: “Ridlo Allah dalam ridlo orang tua, dan murka Allah dalam murka orang tua.” (HR. Tirmidzi)


3. Seorang lelaki bertanya pada Rasulullah saw: “Apa hak orang tua atas anaknya?” Beliau saw bersabda: “Keduanya adalah surgamu dan nerakamu.”(HR. Ibnu Majah)


5. Rasulullah saw bersabda: “Termasuk dosa-dosa besar adalah menyekutukan Allah dan durhaka pada kedua orang tua.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Beberapa hadist di atas merupakan sebagian dari sekian banyak hadist yang menerangkan tentang wajibnya berbakti pada kedua orang tua dan haramnya durhaka pada keduanya.


 Dari kisah-kisah para salafu-s shaleh:


1. Ibnu Umar pernah melihat lelaki menggendong ibunya dalam thawaf. Ia bertanya : “Apakah ini sudah melunasi jasanya (padaku) wahai Ibnu Umar?” Beliau menjawab : “Tidak! meski hanya satu jeritan kesakitan (saat persalinan).”


2. Zainal Abidin, adalah seorang yang terkenal baktinya kepada ibu. Orang-orang keheranan kepadanya (dan berkata): “Engkau adalah orang yang paling berbakti kepada ibu. Mengapa kami tidak pernah melihatmu makan berdua dengannya dalam satu talam?”Ia menjawab: “Aku khawatir tanganku mengambil sesuatu yang dilirik matanya, sehingga aku durhaka kepadanya.”


3. Dari Anas bin an-Nadhr al-Asyja’i dia berkata, “Suatu malam ibu Ibnu Mas’ud meminta air. Ibnu Mas’ud pun mengambil air, lalu dibawa kepada ibunya.Ternyata ibunya telah tertidur.Maka dia pun berdiri menunggui ibunya hingga pagi.”


Sungguh indah jika anak-anak mau berbakti pada orang tua. Setelah kita tahu bagaimana durhaka itu sendiri, maka jangan sekali-kali kita mengucapakan kata “ah” apalagi yang lebih dari itu yang menyakitkan hati keduanya! Karena murka Allah SWT ada pada murka keduanya.


» Cara-cara berbakti kepada kedua orang Tua





1. LEMBUTKAN DAN RENDAHKAN HATI

Dari sinilah bakti itu dimulai. Dari kelembutan hati di hadapan keduanya. Kerendahan hati dan tidak meninggikan diri ketika bersama keduanya.
Karena dari sini pula akan memancar segala bentuk bakti yang lainya. Tidak mungkin ditutupi, jika hati ini ikhlas, ridha, sayang sepenuhnya, tidak merasa terpaksa ketika melaksanakan perintahnya, tidak marah-marah sendiri ketika membimbing tanganya yang sedang sakit, tidak merasa lelah hati ketika sudah sekian lama harus meladeni mereka yang tergolek diatas tempat tidur.
Allah SWT berfirman:
”Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan.” (QS. Al Isra: 24).
Beberapa ulama mengomentari arti “rendahkanlah dirimu” dalam ayat ini adalah ungkapan sayang dan kerendahan sepenuhnya. Seperti rasa rendahnya rakyat dihadapan penguasa dan rendahnya budak dihadapan majikanya. Sementara Zubair bin Awwam menambahkan, ”Kerendahan itu dengan cara tidak pelit terhadap sesuatu yang mereka sukai.”
Memang, hati kita harus lembut dan lebih diperlembut lagi dihadapan orang tua. Tidak boleh ada sumpah serapah walau hanya dalam hati, sebesar apapun kekecewaan ini. Orang tua tetaplah orang tua yang jasanya tidak mungkin hilang hanya karena kekecewaan yang membuncah dalam dada. Sisa hidup kita layak kita persembahkan untuk kebahagiaan orang tua kita yang telah memberikan seluruh hidupnya untuk kita.
Rasulullah SAW tidak sempat besar ditangan orang tuanya sendiri. Beliau besar justru di pangkuan ibu susuan dan dibawah asuhan kakek dan pamanya. Saat usia beliau mencapai lima puluhan, di kota Madinah, setiap kali ibu susuanya datang mengetuk pintu rumahnya, dengan segala hormat beliau mempersilahkan ibunya masuk dan sorban yang melilit di kepalanya dilepaskan dan dihamparkan untuk alas duduk ibunya.
Demikianlah Rasulullah SAW. Meski bukan ibu kandungnya. Beliau tetap hormat, berhati lembut kepada ibu susunya ini.


2. UCAPAN YANG BAIK
Al Qur’an mengingatkan kita tentang masalah ini:
”Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan “AH” dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al Isra: 23).
Kala masa tua tiba, mereka hanya menitipkan sedikit sisa usianya kepada kita. Agar kita merawat keduanya, bahkan mengantar hingga ke liang lahat setelah keduanya meninggal dunia. Maka masa-masa usia itu, kata-kata kita harus benar-benar pilihan.
Kata “AH”, boleh jadi sangatlah sederhana jika diucapkan untuk orang lain. Tetapi tidak jika diucapkan untuk orang tua. Karena hakekatnya bukan pada dua huruf yang nampak tidak bermakna itu, tetapi ungkapan hati dibaliknya, rasa sakit hati dan kecewa orang tua, itulah sebabnya murka Allah.
Imam Hasan bin Ali RA pernah berkata tentang cara memanggil orang tua, ”Panggilah dengan panggilan Ayah, bunda dan jangan memanggil namanya.”
Dalam Musnad Ibnu Mardawaih diriwayatkan, seseorang datang kepada Rasulullah SAW bersama bapak tua. Rasul SAW bertanya, ”Siapa yang bersamamu ini?” Ia menjawab, ”Ayahku” Rasulullah SAW kemudian mengajarkan adab, ”Janganlah berjalan didepanya, jangan duduk sebelumnya, jangan memanggil namanya dan jangan mencelanya.”
Ketika kita di panggil orang tua pun harus menjawab dengan jawaban yang menunjukkan rasa hormat mendalam. Seperti yang di ajarkan Zuabair bin Muhammad,”Jika kamu dipanggil, jawablah labbaik wa sadaik (aku penuhi panggilan ayah ibu).
Apa yang dilakukan Abu Hurairah RA merupakan cermin adab kenabian terhadap orang tua. Setiap Abu Hurairah RA hendak keluar rumah, dia selalu izin pada ibunya yang sudah tua. Kata manis dan lembut pun keluar, Assalamu ‘alaik, semoga Allah merahmatimu sebagaimana ibu telah mengasuhku ketika aku kecil.” Sang ibu pun berkata dengan ketulusan dan rasa sayang yang tidak pernah berubah, ”Wa alaikas salam, semoga Allah mengampunimu sebagaimana kamu berbakti kepadaku di saat aku telah tua.”


Kalau hal-hal seperti ini saja di atur sedemikian rupa, maka sungguh tidak berhati mereka yang menyakiti orang tuanya sampai pada tingkatan fisik.


3. RINGANKAN BEBAN KEDUANYA

Ayah dan ibu tidak pernah mengharapkan balas budi dari anak-anaknya. Ketulusan keikhlasan terpancar selalu dari wajah keduanya. Tetapi sudah tugas kita untuk meringankan beban keduanya.
Dalam sebuah riwayat yang di tulis Ibnu Katsir, bahwasanya di pelataran Ka’bah terdapat seseorang yang sedang thawaf sambil menggendong ibunya. Tujuh putaran sambil menggendong ibu tentu bukan pekerjaan ringan. Selesai putaran thawaf, orang itu menemui Rasulullah SAW sambil bertanya,
”Yaa Rasulallah! Apakah aku berarti telah memberikan hak ibuku?” Rasulullah SAW menjawab, ”Tidak bahkan seujung kuku pun tidak.”
Jawaban Rasulullah tadi mengandung makna: sungguh, meski seluruh kemampuan kita berikan untuk orang tua, tiada terbalas setetes pun air susu Ibu. Sekalipun siang malam hidup kita dihaturkan untuk keduanya, sungguh tidak bisa membeli setitik keringat ayah.
Pernah juga seorang sahabat di cegah oleh Rasulullah SAW ketika ia menawarkan dirinya untuk berhijrah dan berjihad mengikuti Rasulullah SAW, sedang kedua orang tuanya sudah lanjut usia dan perlu dibantu dan di bawah pemeliharaan anaknya, Rasulullah SAW mengatakan:
”Pulanglah kepada kedua orang tuamu dan uruslah mereka sebaik-baiknya.”(HR. Muslim).
Kedua orang tua kita hari ini mungkin tidak lagi kuat bekerja dari pagi hingga petang seperti dulu lagi. Tulangnya telah rapuh. Cepat lelah Nampak benar dari balik keriput kulit wajah mereka. Maka, ringankan beban kehidupan fisik dan hatinya. Ciptakanlah peristirahatan agar mereka istirahat dengan nyaman. Birakanlah jangan usik lagi, apalagi membebani lagi. Agar masa tua mereka lebih bermakna bersama kita.


4.  JAGALAH NAMA BAIK, KEMULIAAN, SERTA HARTA MEREKA

Beradablah yang baik kepada orang-orang. Siapa yang mencela orang lain maka orang tersebut akan kembali mencelanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela kedua orang tuanya dengan cara dia mencela bapaknya orang lain, maka orang tersebut balas mencela bapaknya. Dia mencela ibu seseorang, maka orang tersebut balas mencela ibunya.”(Muttafaqun ‘alaihi).


5. DOAKAN MEREKA





Anak shaleh yang mendoakan. Itulah asset orang tua yang diharapkan bisa dipetik ketika mereka tua atau telah tiada. Doa kita untuk orang tua selayaknya mengalir jernih dan tiada boleh terputus. Dengan kesadaran hati dan ketulusan. Dalam sebuah haditsnya Rasulullah SAW bersabda:
”Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: Yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shaleh/shalehah yang mendoakanya.” (HR. Muslim).
Hadits ini menjelaskan bahwa begitu manusia meninggal dunia, hanya tiga hal yang dapat membantunya setelah meninggal, salah satunya adalah doa anak yang shaleh yang menjadi aliran pahala yang tak pernah putus kepada kedua orang tua yang telah meninggal.
Anak yang shaleh akan dipertemukan oleh Allah kelak di akhirat dengan orang tua mereka. Firman Allah:
”Dan orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka (didalam surga) dan Kami tidak mengurangi sedikitpun dari pahala mereka. Tiap-tiap mereka terikat dengan apa yang dikerjakanya.” (QS. Ath Thur: 21).


Al Qur’an menguntaikan doa agar terus kita baca yang artinya:

Dan ucapkanlah: Wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku diwaktu kecil.” (QS. Al Isra: 24).

Nabi Nuh AS pun mengajarkan doa itu kepada kita yang artinya:
”Yaa Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk kerumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman, laki-laki dan perempuan dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang dhalim itu selain kebinasaan.” (QS. Nuh: 28).
Termasuk doa untuk orang tua yang masih beda keyakinan. Agar mereka mendapatkan hidayah Allah. Sebagaimana yang dilakukan oleh Abu Hurairah RA. Dakwah Abu Hurairah RA pada ibunya menemui jalan buntu. Tetapi doanya tidak pernah putus. Bahkan ia datang kepada Rasulullah SAW agar beliau mendoakanya. Rasul pun mendoakan, dan hasilnya, ibunya mau bersyahadat.
Didalam Wahidiyah, kita telah mendapat tuntunan yang sangat kengkap. Setiap mujahadah kita dituntun untuk memohonkan ampun bagi orang tua, anak, istri, suami dan bahkan umat dan masyarakat kita. Kita dituntun untuk menghadiahkan pahala amal ibadah kita, baikuntuk yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Setiap hari kita juga di bimbing untuk beramal jariyah lewat Dana Box dan jenis-jenis shadaqah lainya, yang pahalanya kita niatkan untuk mengirim ahli kubur leluhur kita, orang tua kita dan saudara-saudara kita yang telah meninggal.


Doa dan mujahadah yang kita baca beriring detak hati kita, menambah rasa bakti kita. Makin terasa betapa orang tua adalah segalanya bagi kita. Bagi yang masih mendapat kesempatan hidup diantara kasih sayang keduanya, berarti kesempatan untuk meraih surga sangatlah luas. Karena keduanya adalah “PINTU SURGA” dan pintu itu masih terbuka luas. Bagi yang telah kehilangan salah satu dari mereka, berarti pintu yang satu telah tertutup dan pintu yang tersisa ini jangan sampai ditutup, kecuali kita yakin tekah bisa memasukinya.Allahu a’lam


Hak-Hak Orang Tua Setelah Mereka Meninggal Dunia
Mengurus jenazahnya dan banyak mendoakan keduanya, karena hal ini merupakan bakti seorang anak kepada kedua orang tuanya.
Beristighfar (memohonkan ampun kepada Allah Ta’ala) untuk mereka berdua, karena merekalah orang yang paling utama untuk didoakan agar Allah Ta’ala mengampuni dosa-dosa merekadan menerima amal baik mereka.
Menunaikan janji dan wasiat kedua orang tua yang belum terpenuhi semasa hidup mereka, dan melanjutkan amal-amal baik yang pernah mereka kerjaka nselama hidup mereka. Sebab, pahala akan terus mengalir kepada mereka berdua apabila amal baik tersebut dilanjutkan.
Memuliakan teman atau sahabat dekat kedua orang tua, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Sesungguhnya baktianak yang terbaik adalah seorang anak yang menyambung talipersahabatan dengan keluarga teman ayahny setelahayahnya meninggal”. (HR. Muslim)
Menyambung tali silaturrahim dengan kerabat Ibudan Ayah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa yang ingi nmenyambung silaturrahim ayahnya yang ada di kuburannya, makasambunglah tali silaturrahim dengan saudara-saudara ayahnya setela hiameninggal”. (HR. IbnuHibban)


» Ancaman Durhaka Kepada Orang Tua
Rasulullah SAW bersabda:
“Maukah kalian aku beritahukan dosa yang paling besar ?” para sahabat menjawab, “Tentu.” Nabi bersabda, “(Yaitu) berbuat syirik, duraka kepada kedua orang tua.” (HR. Al Bukhori)

Happy Birthday my Mother love u always...
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Allaahummagfirlii dzunuubii wali waalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaani shaghiiraa

Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan dosa-dosa kedua orang tuaku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu kecil. aamiin YRA





Comments

Popular Posts